Kecanduan gadget berkaitan erat dengan kecanduan internet. Hal ini karena kebanyakan tontonan, permainan (game), atau fitur menarik di gadget yang sering digunakan dapat dengan mudah diakses melalui internet. Gadget, baik itu handphone (HP), tablet, hingga laptop, merupakan barang yang sulit dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Alat ini juga tidak asing lagi untuk anak-anak. Dari anak Sekolah Dasar (SD) hingga taman kanak-kanak (TK) sekalipun, sudah banyak yang memiliki gadget sendiri.
Gadget memiliki banyak keuntungan misalnya untuk memudahkan komunikasi, mencari informasi untuk belajar, dan untuk hiburan. Meski begitu, gadget juga memiliki dampak buruk oleh sebab itu, IClovers harus membatasi pemakaian gadget. Terlalu sering menggunakan gadget akan mengakibatkan perilaku kecanduan. Berikut dampak buruk yang mengintai bila menggunakan gadget secara berlebihan, antara lain yaitu:
Dampak kecanduan gadget yang pertama adalah mata manusia akan mengalami sindrom penglihatan komputer. Hal ini terjadi jika sering berjam-jam menatap layar gadget secara setiap hari. Tanda-tanda sindrom penglihatan komputer, meliputi mata lelah, iritasi mata, penglihatan kabur, dan sindrom penglihatan ganda.
Untuk mengurangi risiko gangguan ini, batasi penggunaan gadget atau kenakan kacamata pelindung mata dari layar gadget, menjaga jarak antara ponsel dengan mata sekitar 16 sentimeter (cm) dan kurangi melihat layar smartphone bila tidak terlalu penting.
Dampak kecanduan gadget juga bisa menyerang indera pendengaran, jika IClovers hobi mendengar musik saat menggunakankan gadget, maka risiko kerusakan pendengaran juga besar. Suara keras selama berjam-jam setiap hari dapat perlahan menghancurkan sel-sel di telinga bagian dalam. Sebab, suara bising yang didengar dalam waktu lama dan sering akan merusak kepekaan organ dalam telinga.
Dampak buruk menggunakan gadget sampai larut malam dapat mengganggu jam kerja organ tubuh, apalagi bila sudah keasyikan bermain game atau menonton film. Hal ini dapat membuat IClovers melewatkan waktu tidur saat malam hari. Akibatnya, pola tidur menjadi terganggu dan kehilangan waktu beristirahat yang cukup.
Tidak hanya itu, menurut American Optometric Association, paparan cahaya biru dari layar pada malam hari dapat menghambat kerja hormon melatonin. Akibatnya, Anda akan lebih mudah terkena insomnia.
Pancaran cahaya dari ponsel pintar juga dapat menyebabkan sakit kepala. Kondisi ini dapat diperparah bila otak terlalu terbebani saat bermain game terus menerus sambil berganti-ganti aplikasi. Pada kasus yang parah berisiko mengalami sakit kepala yang tak tertahankan, migrain, leher tegang, ansietas, stres, bahkan depresi.
Dampak buruk pada kesehatan fisik karena kecanduan gadget juga bisa mengganggu kesehatan mental. Kecanduan gadget memicu efek samping berbahaya seperti meningkatkan risiko depresi, gangguan kecemasan, sulit fokus, kepribadian bipolar, psikosis, dan perilaku bermasalah lainnya. Hal ini juga bisa memicu sifat agresif. Kecanduan gadget juga bisa membuat IClovers kesulitan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan meningkatkan risiko perasaan kesepian.
Otak manusia dianggap sensitif terhadap radiasi elektromagnetik sehingga barang-barang yang memancarkan gelombang elektromagnetik seperti gadget dianggap berbahaya, khususnya bagi anak-anak. Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan gadget dianggap bisa mengganggu aktivitas otak anak sehingga berdampak buruk terhadap kemampuan belajarnya dan berpotensi menyebabkan gangguan perilaku.
Maka dari itu, perlu sekali untuk menerapkan batasan sehingga risiko kecanduan gadget bisa dihindari. Hal ini juga nanti akan membantu mengurangi risiko munculnya masalah pada kesehatan.
Dampak kecanduan gadget bisa berakibat buruk pada ingatan. Hal ini terkait dengan kurangnya aktivitas fisik akibat penggunaan gadget. Aktivitas fisik atau aktif bergerak bisa menambah kemampuan daya ingat. Kecanduan gadget juga membuat kita tidak fokus dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Akibatnya, kita menjadi tidak fokus dan menurunkan ingatan dan konsentrasi.
Dampak kecanduan gadget dapat mengakibatkan cedera berulang IClovers. Apakah cedera berulang itu? Cedera berulang adalah iritasi tendon otot yang menyababkan pembengkakan dan bisa menekan saraf. Akibatnya, anggota tubuh kita sering merasa kaku dan sakit.
Misalnya, gadget membuat kita menggeser layar ponsel, menglik mouse komputer, melihat di layar dalam waktu lama, dan lain-lain. Sebab, gerakan kecil yang teratur pada saat kecanduan gadget dapat mengakibatkan rasa sakit berulang di bahu, lengan, atau tangan.
Salah satu potensi dampak buruk akibat sering main handphone (HP) adalah imunitas terganggu. Sebuah studi dari The London School of Hygiene & Tropical Medicine pada 2011 menjelaskan bahwa 92 persen HP telah menjadi tempat berkembang biak bakteri, 16 persen di antaranya meliputi Escherichia coli (E. Coli).
Berbagai macam bakteri yang hinggap di HP ini dapat bertahan hidup selama beberapa jam. Saat IClovers terpapar dengan bakteri tersebut, kemungkinan bisa sakit karena imunitas tubuh terganggu.
Menurut penelitian dari Journal of Physical Therapy Science, penggunaan gadget yang terlalu lama memiliki dampak negatif terhadap postur tubuh. Lambat laun, tubuh menjadi lebih membungkuk, posisi leher menjadi semakin maju ke depan, atau bentuk bahu jadi melengkung. Tidak hanya mengganggu penampilan, perubahan postur tubuh ini ternyata juga berpengaruh pada kelancaran pernapasan.
Menggunakan smartphone saat sedang berjalan akan menyita perhatian IClovers dari lingkungan sekitar. Ini tentunya dapat meningkatkan risiko tertabrak, tersandung, atau tertimpa sesuatu.
Apalagi bila sedang berkendara, menelpon dan mengirim pesan tentunya dapat menjadi tidak fokus. Hal ini merupakan dampak buruk gadget yang sangat berbahaya. Melansir situs Better Health Channel, penggunaan ponsel sambil berkendara meningkatkan angka kecelakaan lalu lintas. Oleh sebab itu, tindakan ini dianggap ilegal di sejumlah negara.