Bagi IClovers yang tidak begitu memahami komputer, SSD dan HDD boleh jadi terdengar serupa. Padahal, dari penamaannya saja sudah berbeda. Yuk simak penjelasan kedua komponen diatas.
SSD (Solid-state Drive) adalah media penyimpanan berbasis sirkuit yang terusun atas beberapa chip memori yang saling terintegrasi tanpa adanya piringan cakram. SSD menggunakan komponen integrated circuit (IC) di dalamnya. Semakin banyak chip (IC) yang dimiliki SSD, maka akan semakin besar pula kapasitas penyimpanan yang dimilikinya. Karena tidak memiliki komponen yang bergerak seperti HDD, penyimpanan SSD umumnya tidak membutuhkan daya ekstra untuk bekerja sehingga lebih hemat. Pada sebuah laptop, SSD biasa menyajikan kapasitas antara 120GB sampai 512GB. Tentunya kapasitas ini masih bisa ditambah sesuai dengan kebutuhan.
HDD (Hard Disk Drive) adalah perangkat penyimpanan data elektronik yang menggunakan sistem magnetis untuk menyimpan dan mengambil data digital. HDD menggunakan satu atau beberapa piringan (disk) yang berputar dengan cepat serta dilapisi dengan material magnet. Piringan berputar ini lah yang menjadi komponen utama dari HDD.
Sebuah komponen mirip lengan terpasang di atas piringan tadi untuk menulis dan membaca data saat piringan berputar dengan kecepatan ribuan putaran per menit (RPM). Kecepatan putar piringan ini juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi performa sebuah HDD. Saat ini kapasitas HDD yang biasa digunakan oleh sebuah laptop berkisar dari 320GB sampai 1TB. Bahkan untuk beberapa keperluan, HDD dengan kapasitas hingga 16TB juga tersedia.
Pada dasarnya, SSD dan HDD memiliki fungsi yang sama yaitu menyimpan aplikasi dan file pribadi serta menjalankan booting sistem. Jika IClovers ingin menambahkan kecepatan pada PC desktop atau laptop lama, atau jika sedang memilih drive untuk PC khusus, server, atau sistem khusus, bagaimana cara menentukan pilihan? Apakah sebaiknya memilih SSD (solid-state drive) atau HDD (hard disk drive)?
Sebelum menentukan pilihan yuk sima kapa aja sih perbedaan antara SSD dengan HDD agar IClovers bisa menentukan pilihan:
SSD memiliki kecepatan membaca dan menulis data hingga 550 MB/s sedangkan HDD mempunyai kecepatan rata-rata 60 MB/s. HDD jauh lebih lambat karena harus menunggu putaran spindle untuk mengakses data. Sedangkan SSD hanya menggunakan tenaga elektrik untuk mengakses data walaupun segmen antar data berjauhan.
Sama seperti semua perangkat elektronik, SSD dan HDD mempunyai batas usia pemakaian. Pada SSD satuan pengukur kualitas penulisan ulang data disebut Terabytes Written (TBW). Teknologi TRIM command dapat mengoptimasi TBW agar lebih tahan lama. Diperkirakan SSD dapat awet digunakan sampai 10 tahun.
Batas maksimal pemakaian HDD disebut Mean Time Between Failure (MTBF). Ketika HDD mencapai MTBF, itu menjadi tanda kamu harus menggantinya. Waktu penggantian tidak dapat diprediksi secara akurat. Meski begitu, rata-rata usia pakai HDD adalah 3-5 tahun.
Perbedaan SSD dan HDD terletak pada kapasitas yang dimiliki. Kapasitas SSD lebih kecil daripada HDD, rata-rata “hanya” 128 sampai 256 GB. Namun, kapasitas itu dapat ditambah lewat penambahan memori. Sebaliknya, kapasitas HDD jauh lebih besar dibandingkan SSD. Berbagai perangkat laptop di pasaran saat ini minimal sudah membenamkan HDD 500 GB. Bahkan, kapasitas maksimal HDD bisa mencapai 2,1 TB! Jadi, kembali pada tujuan pemakaian IClovers ya.
Penerapan teknologi yang berbeda sudah pasti menimbulkan efek samping yang berbeda pula terhadap kedua jenis perangkat penyimpanan ini. Penggunaan hardisk biasanya menimbulkan suara berisik sebagai akibat dari kinerja sistem mekanik di dalam komponen HDD.
Sedangkan pada SSD, suara tersebut lebih halus dan pelan. Hal yang tak kalah penting adalah SSD tidak mudah panas, sehingga ketahanan dan keawetannya lebih bagus dibandingkan HDD.
SSD tidak memerlukan banyak energi listrik saat pemrosesan data. Berbeda dengan HDD, pemrosesan data baru dapat terjadi jika piringan cakram terus berputar. Tentu ini membutuhkan daya listrik dalam jumlah cukup besar.
Hardisk atau HDD memiliki bagian mekanik yang terdiri atas piringan, lengan, dan motor yang terhubung langsung ke piringan. Sedangkan SSD tidak memiliki ketiga bagian seperti yang ada pada hardisk karena komponen utamanya terdiri atas IC (Integrated Circuit), chip, dan kapasitor sebagai media penyimpanan.
Komponen penyusun kedua perangkat ini cukup berbeda. SSD menggunakan flash memory atau non-volatile yang mana masih tetap berfungsi untuk menyimpan data jika tegangan dimatikan. Sehingga SSD tidak memiliki alat atau komponen yang dapat bergerak seperti pada HDD. Selain itu, SSD lebih tahan terhadap goncangan dan getaran sehingga meminimalisir kehilangan data akibat kerusakan komponen.
Perbedaan berikutnya bisa dilihat dari segi ukuran dan bentuk, dimana HDD memiliki dimensi lebih besar dari SSD. Jadi, bagi Anda yang ingin memiliki media penyimpanan ringkas sekaligus berpeforma tinggi Solid State Drive (SSD) bisa menjadi jawaban yang tepat untuk mengakomodir kebutuhan Anda.
Fragmentasi merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyebut suatu ruang kosong di dalam media penyimpanan yang timbulkan akibat adanya penghapusan atau perubahan data. Pada awalnya, proses pengisian file di dalam harddisk sendiri otomatis akan tersusun rapi dan saling berurutan.
Namun seiring waktu berjalan susunan file tersebut akan menjadi berantakan akibat adanya perubahan, dan jika kondisi di atas terus terjadi akibatnya kinerja HDD akan semakin menurun. Hal tersebut tidak akan pernah terjadi di SolidState Drive (SSD) karena seluruh data sudah disimpan ke dalam Chip Flash.
Sistem kerja pada hardisk menggabungkan antara sistem mekanik dan elektrik untuk mengolah data. Piringan yang menjadi bagian mekanik hardisk akan diputar oleh motor dan ujung lengan menggunakan komponen elektronik guna memudahkan aktivitas menulis maupun membaca suatu data.
Sedangkan SSD hanya mengandalkan sistem elektrik saja, jadi tidak ada satu bagian pun yang bergerak selama proses menulis maupun membaca data. Layaknya proses pembacaan data dari flashdisk maupun RAM, kira-kira seperti itulah cara kerja SSD yang sebenarnya.
Jika dilihat dari harganya, SSD memiliki harga yang lebih mahal dari HDD. Hal ini wajar jika dibandingkan dengan kecepatan yang ditawarkan oleh SSD. Selain itu, terdapat manfaat lain dari SSD yang tidak dimiliki HDD.
Mana yang lebih bagus antara SSD dan HDD? Keduanya sebenarnya sama-sama bagus, tergantung budget dan kebutuhan masing-masing. Jika kamu menginginkan perangkat penyimpanan data yang lebih canggih, ringkas, dan mampu bekerja dengan cepat, maka SSD ini sangatlah direkomendasikan. Apalagi dengan penggunaan SSD, kinerja booting dari laptop yang digunakan jauh lebih cepat, pencarian file lebih enteng, dan file dapat disimpan dengan aman serta teratur.
Sedangkan untuk penyimpanan umum bersifat massal, meliputi dokumen, foto, video, atau file lain berukuran besar, HDD standar masih jadi pilihan utama. Apalagi, jika IClovers mencari penyimpanan berkapasitas besar.